*Langit malam ini sedikit berawan. Namun aku senang karena bintang Timurku masih ada, terang bersinar disana.
Hai bintangku,
Kamu sendirian di langit sana.
*Terimakasih Rabb, bintangku masih Kau beri cahaya terang untuk menemaniku disini.
Bintang,
Kau masih selalu setia tetap terang untukku. Tidakkah kau lelah?
*aku mau deh kaya kamu
Saat langit gelap gulita, saat langit tersaput awan, saat bintang yang lain terkalahkan, kau hebat! (hihihi) kau masih berusaha mengintipku, sepertinya memastikan aku baik-baik saja yaa (geer)
Bintangku,
Kau selalu bersinar di langit timur sana. Aku selalu pastikan itu setiap malam. Allah menciptakanmu untuk bersinar disana. Biarpun tersaput awan, biarpun terkalahkan kabut hitam, allah mengizinkanmu untuk tetap dapat kulihat. Agar aku merasakan kehadiranNya melalui keMahaBesaran lukisan langitNya.
*malam ini ditambah dengan belaian lembutNya melalui angin malam, dan sedikit usapan halusNya yang disampaikan gerimis.
Bintangku,
hh.. (mulai bercerita)
begini ya rasanya terkungkung dalam belenggu masa lalu. Rasanya sakit. Sungguh ingin lepas. Kalau bisa benar-benar ingin lari, tak mau hiraukan lagi si masa lalu itu. Dulu yang namanya kenangan ataupun masa lalu selalu aku pelihara rapih. Aku kunci rapat. Namun ternyata entah sadar atau tidak, sedikit demi sedikit aku mencoba membukanya sampai akhirnya dia merasa cukup punya nyali untuk menghantuiku.
Kupikir, aah.. biarlah...masa lalu kan bisa jadi cermin buat kita. Taunya, bukan cermin untuk memperbaiki diri, sekali lagi antara sadar ataupun tidak, dia perlahan membujukku untuk berteman kembali. Sungguh, aku tak ingin.
Bintangku,
Aku telah mengenalnya cukup lama. Amat lama malah. Di saat teman-temanku hanya tahu sebagaimana umumnya, aku lebih banyak tahu dibandingkan mereka. Nuansanya sudah sehari-hari aku rasakan. Namun, aku yang terlalu bebal, terlalu sombong dengan tak menghiraukan kedatangnnya. Aku tepis hanya karena gengsi. Aku abaikan dengan pembenaran-pembenaran akal. Sekarang Allah mempertemukanku dengannya, sekali lagi (*Allah Baik Banget yaa, :’( ) dengan cara yang paling amat kusukai. Dia datang langsung ke dalam hatiku, sebuah tempat yang amat sangat sensitif. Allah, sungguh aku tak ingin lepaskannya. Sungguh, aku ingin terus bersamanya. Jika bisa, aku ingin hidup bersamanya, selamanya.
Bintangku,
Kau tahu rasanya? Tentram.. damai sekali. Memang baru sebagian kecil yang aku rasakan. Tapi jika kau dapat sentuh ia, kau akan menangis haru, menangis bahagia, menangis ketakutan, takut dia pergi karena kepongahan kita.
Namun, ketika genggamannya tak ingin kulepaskan, ketika kehadirannya kucoba pertahankan, bayang-bayang masa lalu itu terus datang. Ketika ku tahu sesuatu itu salah, kembali aku teringat dahulu. Dahulu pun aku begitu. Melakukan yang salah itu. Rasanya tak sanggup untuk sedikit mengingatkan. Ketika sedang berjalan tenang, tiba-tiba saja ada yang membisikkan sebuah kalimat yang mengingatkanku pada segumpal dosa dahulu kala.
Sungguh, aku pun ingin seperti mereka, yang telah menggenggamnya erat. Ingin seperti mereka yang begitu kuat mempertahankannya. Seperti mereka yang bisa kuat, tegak berdiri dengan ia disisinya. Aku ingin seperti mereka. Bukan.. bukan dengan topeng yang kebanyakan orang bilang ‘munafik’. Tidak. Bukan dengan itu. Sungguh, aku menginginkannya. Aku tak ingin ia pergi lagi dari hatiku. Sungguh, Allah sudah begitu baik, memberikannya dengan cara yanga amat kusukai. Aku inginkannya, bintangku.
*rabb, ijinkan ia tetap bersamaku sampai kau memintanya kembali dengan caraMu yang amat aku sukai
Bintangku,
Aku ingin sepertimu, sejak lama. Menjadi bintang, memberi cahaya bagi sekelilingku. Sekali lagi, awalnya aku begitu sombong, merasa telah bisa sepertimu. Nyatanya semua itu hanya mengantarkan pada yang semu, sesaat.
Bintangku,
Aku ingin sepertimu yang dapat menerangi orang banyak. Dengan cara baru, cara yang amat Rabbku sukai. Namun untuk itu, aku harus ditempa dulu, seperti kau dulu ditempa. Aku harus belajar banyak, termasuk belajar tak menengok masa laluku lagi. Belajar kuat, tegak berdiri sekalipun banyak yang mengusik, menyangsikan aku. belajar menggenggamnya kuat. Belajar mempertahankannya agar tak lagi pergi. Belajar untuk menerangi diriku sendiri sampai nanti aku dapatkan cahaya seterang kau.
*aku merasakan kehadirannya sekali lagi. Aah, masih ada di hatiku rupanya. Allah menyapaku malam ini. Ia menemani kesendirianku dengan terangnya gemintang. Ia belai aku dengan lembutnya angin malam. Ia hibur aku dengan orkestra alam –gesekan dedaunan, merdunya jangkrik, dan desah angin-. Terimakasih Allah
Catatan seseorang dengan sedikit perubahan.
Ditulis kembali di bandung, 25 Agustus 2010
22.33 wib
Episode Bintang
pernah tercatat perjalanan seseorang yang berjuang untuk menerangi diri dan sekitarnya... Episode Bintang!
Selasa, 07 September 2010
kerbau, kelelawar, dan cacing
Ada sedikit cerita yang sarat makna. Diceritakan oleh Babeh “Keluarga Dua Hari” (ehem,,, nampang!) kepada cucu-cucu dan anak-anaknya serta teman-teman Densus 88 di sebuah tempat makan bernama Bo**a sambil menunggu adzan maghrib berkumandang.
Bismillah.....
Alkisah, disuatu hutan terdapat seekor kerbau, seekor kelelawar, dan seekor cacing. Pada suatu hari datang seorang malaikat dan mengajukan pertanyaan pada sang kerbau.
“wahai kerbau, apakah engkau bahagia menjadi seekor kerbau?” tanya malaikat.
Sang kerbau menjawab,” Aku bahagia menjadi kerbau, malaikat. Aku bersyukur diciptakan menjadi seekor kerbau, bukan menjadi seekor kelelawar yang mandi pake air kencingnya sendiri,”
Lalu malaikat pergi mendatangi kelelawar, dan bertanya,” wahai kelelawar, apakah engkau bahagia menjadi kelelawar?”
Sambil bergelantungan kelelawar menjawab,” aku bahagia malaikat. Aku masih bersyukur tercipta menjadi kelelawar, dibandingkan seekor cacing yang hidup di tanah, kadang terinjak-injak dan berjalan menggunakan tubuhnya,”
Mendengar jawaban kelelawar, malaikat pergi menemui cacing dan mengajukan pertanyaan yang sama. “apakah engkau bahagia menjadi cacing?”
“ya, aku bahagia menjadi seekor cacing, malaikat. Biarpun aku hidup di tanah dan kadang terinjak-injka, biarpun aku harus menggunakan tubuhku untuk berjalan, aku masih bersyukur dibandingkan manusia,” jawabnya. Malaikat bertanya,”kenapa?”
Cacing kemudian menjawab,” karena jika aku mati aku hanya akan terkubur bersama tanah, tidak akan mengalami siksa kubur. Sedangkan manusia jika meninggal nanti, dia akan mengalami siksa kubur dan jika amalannya lebih kecil dibandingkan dosanya (tidak dekat dengan Tuhannya) maka dia akan masuk neraka. Sedangkan aku tidak”
*nah, pesan Babeh adalah: kita sebagai manusia nggak boleh kalah sama hewan yang selalu bersyukur di setiap hela napasnya, bagaimanapun dia diciptakan, karena Allah tidak mungkin keliru dengan penciptaannya. Dan ingatlah bahwa kita sebagai manusia memiliki keistimewaan yaitu akan ada penghisaban setiap amal di akhirat kelak. Jadi, patuhi dan dekatlah dengan Allah, laksanaknlah setiap perintahNya dan jauhilah semua laranganNya. ^^v
Semoga bermanfaat.....
Nb: dengan sedikit perubahan di beberapa kata-kata serta kalimatnya dikarenakan terlalu banyak kosakata berseliweran di benak penullis, hehehe
Ditulis tgl 3 september 2010 pukul 21.50 wib
Jumat, 27 Agustus 2010
Cita seorang akhwat
Assalamu'alaikum ...
Entah angin apa yang membuai hariini, membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yangtidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untukmemperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yanghanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya. Kehadiran sseoranglelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-matabuatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yangpanjang.
Ibu telah mendidikku semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu. Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu.
Aku menghalang diriku dari mengenalilelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu, apalagi memahami mereka. Karena itulah aku sekuat 'kodrat yang lemah ini'membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih suka berada dirumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Akusering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah akubersangka buruk terhadap kaummu, tetapi lebih baik aku berwaspadakarena contoh banyak di depan mata.Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku ataucoba merayuku. Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelakiajnabi (asing) karena Sayyidah Aisyah r.a pernah berpesan, "Sebaik-baikwanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki." Akutidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik dimatamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan akuhanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadirebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegituseolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebabkejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkansesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapanALLAH kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selamahidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain,aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaikidan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalauaku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadiperempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yangbaik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangidan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kaliitulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itukarena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelakiyang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yangsuci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhakmendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelakiingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasaseolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Akutahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasanganhidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalahsebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain,dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku kearah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, jugaharta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaanseluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itujangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan.Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidakbaik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu dalam mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangatjuangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atautersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahiditu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Ituimpianku.
Aku pasti berendam airmata darah,andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah,kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali disyurga.
by : Rudi Bagus (4antum)
diambil dari: http://4antum.wordpress.com/2010/08/12/cinta-seorang-akhwat/#more-1973
Entah angin apa yang membuai hariini, membuatku begitu berani mencoretkan sesuatu untuk dirimu yangtidak pernah aku kenali. Aku sebenarnya tidak pernah berniat untukmemperkenalkan diriku kepada siapapun. Apalagi mencurahkan sesuatu yanghanya aku khususkan buatmu sebelum tiba masanya. Kehadiran sseoranglelaki yang menuntut sesuatu yang kujaga rapi selama ini semata-matabuatmu, itulah hati dan cintaku, membuatku tersadar dari lenaku yangpanjang.
Ibu telah mendidikku semenjak kecil agar menjaga maruah dan mahkota diriku karena Allah telah menetapkannya untukmu suatu hari nanti. Kata ibu, tanggungjawab ibu bapak terhadap anak perempuan ialah menjaga dan mendidiknya sehingga seorang lelaki mengambil-alih tanggungjawab itu dari mereka. Jadi, kau telah wujud dalam diriku sejak dulu. Sepanjang umurku ini, aku menutup pintu hatiku dari lelaki manapun karena aku tidak mau membelakangimu.
Aku menghalang diriku dari mengenalilelaki manapun karena aku tidak mau mengenal lelaki lain selainmu, apalagi memahami mereka. Karena itulah aku sekuat 'kodrat yang lemah ini'membatasi pergaulanku dengan bukan mahramku. Aku lebih suka berada dirumah karena rumah itu tempat yang terbaik buat sorang perempuan. Akusering merasa tidak selamat dari diperhatikan lelaki. Bukanlah akubersangka buruk terhadap kaummu, tetapi lebih baik aku berwaspadakarena contoh banyak di depan mata.Aku palingkan wajahku dari lelaki yang asyik memperhatikan diriku ataucoba merayuku. Aku sedaya mungkin melarikan pandanganku dari lelakiajnabi (asing) karena Sayyidah Aisyah r.a pernah berpesan, "Sebaik-baikwanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki." Akutidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik dimatamu. Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan akuhanya bisa menjadi milikmu seorang. Aku tidak merasa bangga menjadirebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegituseolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebabkejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkansesuatu yang tidak dapat aku berikan. Bagaimana akan kujawab di hadapanALLAH kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selamahidup di muka bumi? Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain,aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaikidan menghias pribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah. Kalauaku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadiperempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yangbaik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangidan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kaliitulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itukarena ia semata-mata untukmu. Allah telah memuliakan seorang lelakiyang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yangsuci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhakmendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelakiingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa. Aku merasaseolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan ? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Akutahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasanganhidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalahsebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita solehah yang lain,dilamar lelaki yang bakal dinobatkan sebagai ahli syurga, memimpinku kearah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, jugaharta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaanseluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam, yang mampu mendebarkan hati juataan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah. Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itujangan dimubazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk begitu. Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan.Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidakbaik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu dalam mencari ridha Illahi. Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu. Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangatjuangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atautersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahiditu. Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Ituimpianku.
Aku pasti berendam airmata darah,andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku. Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah,kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali disyurga.
by : Rudi Bagus (4antum)
diambil dari: http://4antum.wordpress.com/2010/08/12/cinta-seorang-akhwat/#more-1973
inginkah kau menjadi Bidadari, Ukhti?
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Bersanding dengan para wanita yang utama
Yang pernah tertulis dalam sejarah kehidupan manusia
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Haula bin Jatsi
Yang tuntutan dan doanya tercatat dalam Al-Qur’an
Bukti cinta dan kedekatannya dengan Rabbnya
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Aisyah r.a
Wanita mulia penghafal Al-Qur’an
Yang kecerdasan dan keilmuannya
Saksi perjuangan pengemban risalah
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Ummu Sulaim
Yang kesabarannya menjadi saksi
sebaik-baik perhiasan dunia
Istri sholehah
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Kulihat anggukan tegas dari kepalamu
Kulihat binar mata di wajahmu
Kurasakan gelora hamasah di jiwamu
Kau pasti ingin menjadi bidadari…
Apakah ini hanya anganmu atau citamu
Apakah ini hanya mimpi atau orbit khayalmu
Karena bidadari
Tak kenal lelah berinteraksi dengan beratnya da’wah
Tak kenal menyerah dalam ketaatan pada RabbNya
Tak mau berpisah dengan surat cinta dari Nya
Ukhti…
Kuharap kita masih ingin menjadi bidadari
Sebesar apapun harga yang harus dibayar
Seberat apapun tadhiyah yang kita korbankan
Kita akan terus berjihad
Tak kenal henti
Berbekal semangat Al-Qur’an
Dustur penerang jiwa
Maju kehadapan
Mujahidah bidadari sejati
Ukhti
Mari menjadi bidadari cahaya
Yang lisannya adalah Al-quran
Yang kegemarannya adalah tilawah
Yang cintanya adalah hafalan
Yang hidupnya dibawah naungan Al-Qur’an
Meretas dalam iman
Menjadi bidadari cahaya
Baiti jannati
Karena seorang mujahid
Hanya akan lahir dari rahim-rahim mujahidah
Hanya akan tsabat dengan dukungan seorang istri mujahidah
Hanya akan teguh dengan patner da’wah seorang mujahidah
Yang bercita-cita punya jundi hafidz-hafidzhah
Yang hanya akan tercapai dengan pembinaan seorang ummi hafidzhah
published : parentingislami.wordpress.com
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Bersanding dengan para wanita yang utama
Yang pernah tertulis dalam sejarah kehidupan manusia
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Haula bin Jatsi
Yang tuntutan dan doanya tercatat dalam Al-Qur’an
Bukti cinta dan kedekatannya dengan Rabbnya
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Aisyah r.a
Wanita mulia penghafal Al-Qur’an
Yang kecerdasan dan keilmuannya
Saksi perjuangan pengemban risalah
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Layaknya Ummu Sulaim
Yang kesabarannya menjadi saksi
sebaik-baik perhiasan dunia
Istri sholehah
Ukhti…
Inginkah kau menjadi bidadari ?
Kulihat anggukan tegas dari kepalamu
Kulihat binar mata di wajahmu
Kurasakan gelora hamasah di jiwamu
Kau pasti ingin menjadi bidadari…
Apakah ini hanya anganmu atau citamu
Apakah ini hanya mimpi atau orbit khayalmu
Karena bidadari
Tak kenal lelah berinteraksi dengan beratnya da’wah
Tak kenal menyerah dalam ketaatan pada RabbNya
Tak mau berpisah dengan surat cinta dari Nya
Ukhti…
Kuharap kita masih ingin menjadi bidadari
Sebesar apapun harga yang harus dibayar
Seberat apapun tadhiyah yang kita korbankan
Kita akan terus berjihad
Tak kenal henti
Berbekal semangat Al-Qur’an
Dustur penerang jiwa
Maju kehadapan
Mujahidah bidadari sejati
Ukhti
Mari menjadi bidadari cahaya
Yang lisannya adalah Al-quran
Yang kegemarannya adalah tilawah
Yang cintanya adalah hafalan
Yang hidupnya dibawah naungan Al-Qur’an
Meretas dalam iman
Menjadi bidadari cahaya
Baiti jannati
Karena seorang mujahid
Hanya akan lahir dari rahim-rahim mujahidah
Hanya akan tsabat dengan dukungan seorang istri mujahidah
Hanya akan teguh dengan patner da’wah seorang mujahidah
Yang bercita-cita punya jundi hafidz-hafidzhah
Yang hanya akan tercapai dengan pembinaan seorang ummi hafidzhah
published : parentingislami.wordpress.com
Kamis, 26 Agustus 2010
Bismillahirrahmanirrahim…..
_6 Tips Cantik ala Muslimah_
Seorang muslimah, dengan diamnya saja cantik karena ia menjaga aurat dan akhlaknya. Tapi agar kecantikan itu terjaga, ada beberapa tips yang bisa dibagi untuk teman – teman ^_^ :
1. Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik:
Cuci muka minimal 5 kali sehari, yaitu dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo'a.
_6 Tips Cantik ala Muslimah_
Seorang muslimah, dengan diamnya saja cantik karena ia menjaga aurat dan akhlaknya. Tapi agar kecantikan itu terjaga, ada beberapa tips yang bisa dibagi untuk teman – teman ^_^ :
1. Agar wajah selalu segar, berseri-seri dan cantik:
Cuci muka minimal 5 kali sehari, yaitu dengan air wudhu. Jangan langsung dikeringkan oleh handuk, biarkan menetes dan kering sendiri. Lalu ambillah sajadah, shalat, berdzikir, dan berdo'a.
2. Untuk menghilangkan stress (salah satu penyebab kerut di wajah)
Perbanyaklah 'olah raga'. Jika tidak ada waktu untuk pergi ke studio fitness, spot-gym, dan lain-lain. Cukup dengan memperbanyak sholat. Dengan sholat berarti kita menggerakan seluruh tubuh. Konsultasikan semua keluh kesah kita pada Zat Yang Maha Tahu -Allah SWT dengan dzikir dan do'a
3. Untuk pelembab, agar awet muda:
Gunakanlah senyum. Tidak hanya di bibir tapi di hati juga. Katakan pada diri sendiri, kamu adalah cantik dan tidak memerlukan segala macam operasi plastik. Tidak lupa membisikan 'kata kunci' setiap bercermin, "Allahuma kamma hassanta khalgii fahassin khulqii" (Ya Allah sebagaimana engkau telah memperindah kejadianku, maka perindah pula ahlaq ku). (HR Ahmad).
4. Untuk mendapatkan bibir cantik:
Bisikan kalimat-kalimat Allah, tidak berkata bohong, atau menyakiti hati orang lain, tidak dipakai menyombongkan diri atau takabur.
5. Agar tubuh langsing:
Lakukan diet yang teratur yaitu dengan berpuasa seminggu 2 kali, Senin dan Kamis. Jika kuat, lebih bagus lagi berpuasa seperti nabi Daud AS. Makanlah makanan halal, perbanyak sayuran, buah-buahan, air putih.
6. Untuk mengembangkan diri:
Sebarkan salam dan sapaan. Dengan demikian kita akan banyak dikenal dan disayang
Semoga bermanfaat……. ^^
Senin, 16 Agustus 2010
Malam yang sama seperti sebelumnya. seperti biasa, ketika malam datang aku selalu menengadahkan kepala, mengecek bintang d langit sana. begitupun dengan malam itu.
Ah, ada!
satu memang, tapi ia bersinar sangat terang. dia berkelip di sisi sebuah lengkung indah bulan sabit. bercahaya putih keemasan. Subhanallah, indahnyaaa :D
Malam itu, sepanjang perjalanan pulang, aku tak henti menatapnya. kau tau kenapa? karena rasa rinduku terobati. Aah,, Allah Maha Mengerti. aku merindukan kotaku, merindukan senyuman itu, merindukan sahabatku, merindukan celoteh kenes itu. dan semuanya dibayar malam itu.
kau tau bagaimana indahnya? bayangkan kau punya sebuah kanvas yang kau beri warna biru tua, amat tua sebagai backroudnya. lalu kau lukiskan bulan sabit dan sebuah titik kecil putih keemasan di salah satu sisinya. cukup. hanya itu memang. simple. Sang Penguasa Langit dan Bumi melukiskannya untukku.
kau tau? sepanjang perjalanan sempat ada tetes hujan, sedikit memang, tapi aku begitu khawatir. bagaimana tidak. jika hujan itu turun, bukankah langit pun akan menyembunyikan si lengkung sempurna dan titik kecil itu?
sempat ada sapuan awan tipis menutupinya. aku mendesah kecewa. namun tak lama ia muncul kembali. begitu terus sampai cukup lama ia tertutup. Hh, aku akhirnya pasrah. Ya sudahlah, tak apa. setidaknya aku sudah pernah melihatnya.
aku duduk, menelungkupkan kepalaku. mengantuk sebenarnya. namun seruan itu cukup mengagetkanku.
''lihat ke atas! itu ada bintang!''
seketika aku menengadah lagi.
wow, Subhanallah, :D
Tadi aku melihat satu titik dan sekarang titik itu entah tersembunyi di sebelah mana di antara ribuan titik kecil lainnya. yaa, aku melihat banyak sekali titik tersebar. mungkin itu namanya gugusan bintang. banyak sekali. seketika senyumku merekah. Allah, selalu mengobati rinduku dengan caraNYA.
...
Jumat, 13 Agustus 2010 (3 Ramadhan 1431 H)
Hampir isya ketika aku bergegas menaiki bus kota u pulang dari kampus hari ini. memilih duduk di pojokan dekat kaca seperti kebiasaanku. dari sana dpt kulihat kendaraan lalu lalang, kesibukan orang2, semua dinamikanya. dan malam ini, ketika seperti biasa ku tengadahkan kepala menatap langit...
Lukisan itu! lukisan yg pernah ku lihat, hampir sebulan yang lalu, lukisan putih keemasan berlatar biru amat tua. si lengkung sempurna dan titik kecil d langit sebelah timur. Ah, Allah... Kau selalu mengobati rinduku, kecewaku, sedihku dgn caraMU.
-Lukisan Langit Tasik, mengenang perjalanan dr Sindangkerta, 14 Juli 2010-
Ah, ada!
satu memang, tapi ia bersinar sangat terang. dia berkelip di sisi sebuah lengkung indah bulan sabit. bercahaya putih keemasan. Subhanallah, indahnyaaa :D
Malam itu, sepanjang perjalanan pulang, aku tak henti menatapnya. kau tau kenapa? karena rasa rinduku terobati. Aah,, Allah Maha Mengerti. aku merindukan kotaku, merindukan senyuman itu, merindukan sahabatku, merindukan celoteh kenes itu. dan semuanya dibayar malam itu.
kau tau bagaimana indahnya? bayangkan kau punya sebuah kanvas yang kau beri warna biru tua, amat tua sebagai backroudnya. lalu kau lukiskan bulan sabit dan sebuah titik kecil putih keemasan di salah satu sisinya. cukup. hanya itu memang. simple. Sang Penguasa Langit dan Bumi melukiskannya untukku.
kau tau? sepanjang perjalanan sempat ada tetes hujan, sedikit memang, tapi aku begitu khawatir. bagaimana tidak. jika hujan itu turun, bukankah langit pun akan menyembunyikan si lengkung sempurna dan titik kecil itu?
sempat ada sapuan awan tipis menutupinya. aku mendesah kecewa. namun tak lama ia muncul kembali. begitu terus sampai cukup lama ia tertutup. Hh, aku akhirnya pasrah. Ya sudahlah, tak apa. setidaknya aku sudah pernah melihatnya.
aku duduk, menelungkupkan kepalaku. mengantuk sebenarnya. namun seruan itu cukup mengagetkanku.
''lihat ke atas! itu ada bintang!''
seketika aku menengadah lagi.
wow, Subhanallah, :D
Tadi aku melihat satu titik dan sekarang titik itu entah tersembunyi di sebelah mana di antara ribuan titik kecil lainnya. yaa, aku melihat banyak sekali titik tersebar. mungkin itu namanya gugusan bintang. banyak sekali. seketika senyumku merekah. Allah, selalu mengobati rinduku dengan caraNYA.
...
Jumat, 13 Agustus 2010 (3 Ramadhan 1431 H)
Hampir isya ketika aku bergegas menaiki bus kota u pulang dari kampus hari ini. memilih duduk di pojokan dekat kaca seperti kebiasaanku. dari sana dpt kulihat kendaraan lalu lalang, kesibukan orang2, semua dinamikanya. dan malam ini, ketika seperti biasa ku tengadahkan kepala menatap langit...
Lukisan itu! lukisan yg pernah ku lihat, hampir sebulan yang lalu, lukisan putih keemasan berlatar biru amat tua. si lengkung sempurna dan titik kecil d langit sebelah timur. Ah, Allah... Kau selalu mengobati rinduku, kecewaku, sedihku dgn caraMU.
-Lukisan Langit Tasik, mengenang perjalanan dr Sindangkerta, 14 Juli 2010-
Langganan:
Postingan (Atom)